Kau sudah buat aku mencari dan bertanya. Tapi ternyata kamu nggak pernah
ada?
* * *
Pagi yang cerah.
Sekarang sudah jam 06.00, Yasmine sudah sejak tadi bangun.
” Ma, aku berangkat dulu
ya?” kata Yasmine setelah selesai sarapan. ” Iya. Hati-hati dijalan ya.”
pesan Mama nya yang saat itu masih berada di dapur.
Sepuluh menit berlalu, akhirnya bus
yang ditunggu-tunggu Yasmine datang juga. Yasmine langsung memasuki bus itu. Kok
sepi banget ? Biasanya buat masuk aja berebut. Masih pada molor kali ya?
He..he..he.. kata Yasmine dalam hati. Dia lalu menduduki bangku paling
belakang.
” Hai?” sapa seorang cowok yang duduk di sebelah Yasmine entah sejak kapan.
Yasmine kaget. Dia hanya bisa bengong di tempat duduknya sambil ngelihat tu
cowok. Gilaa, perfect ! batin
Yasmine.
” Hei?” kata cowok itu lagi sambil menggerak-gerakkan tangannya di depan
muka Yasmine.
” Hei.” kata Yasmine akhirnya.
” Mau sekolah ya?” tanya cowok itu.
Udah jelas-jelas pake seragam masih nanya!
” Iya. Kamu?”
” Sama. Sekolah di SMA 3 ya?”
” Iya. Kok yau sih?”
” Ya taulah. Tuh dibet kamu juga ada” kata cowok itu sambil nyengir. ” Oh
iya, kenalin aku Dany. Kamu?” kata cowok itu lagi sambil mengulurkan tangannya.
” Aku Yasmine.” kata Yasmine sambil menyambut uluran tangan Dany. Hemm...
hangat!!
Setelah berbincang-bincang cukup
lama, Yasmine harus berpisah dengan Dany karena dia sudah sampai di depan halte
sekolahnya. Yasmine langsung berlari ke pintu bus, takut telat, tanpa menghiraukan Dany yang tersenyum geli
melihatnya.
” Manis!” desisnya.
* * *
” Yang bener deh, Yas? Kamu bohongkan kan?” kata Desi nggak percaya
mendengar cerita Yasmine.
” Yailah, Des. Nggak percaya amat sih? Suer
ini bener!” kata Yasmine meyakinkan Desi.
” Terus si Rico mau kamu kemanain?”
” Dia kan masih belum nembak aku. Jadi aku bukan pacar dia donk.”
” Ya, ya terserah kamu. Eh, siapa tadi namanya? Dany ?”
” He-eh” jawab Yasmine nggak bersemangat karena dia tahu banget Desi, kalu
udah masalah cowok dia paling antusias.
” SMA atau kuliah dia?”
” Nggak tahu.”
” Yaaahh, kok nggak tahu sih? Harusnya kamu nanya donk! Sekolah dimana
kamu? Nomor HP mu berapa?....” perintah Desi yang masih banyak lagi, kalau aku
tulis disini bisa habis 1 lembar. He..he..
Oh iya. Desi itu anak paling nyolot
sedunia. Tapi Yasmine beruntung punya sahabat kayak Desi. Dia itu tipe sahabat
sejati juga cewek sejati, buat cowoknya. Buktinya dia udah dua tahun pacaran
sama Edo dan sampai sekarang masih langgeng-lenggeng aja, walaupun sering dapat
masalah yang sudah jelas biang keladinya yaitu Desi sendiri.
* * *
Keesokan paginya, Yasmine semangat
banget pergi ke sekolahnya, tentu saja yang paling bikin dia semangat adalah
ketemu Dany.
” Siapa tahu ketemu lagi!” kata Yasmine sambil menunggu bus.
Tak lama bus yang dia tunggu
datang. Dan....dia bertemu dengan Dany lagi. Anehnya bus itu masih dengan
suasan sepi sama seperti kemarin. Kebetulan atau keberuntungan kah semua ini?
Tapi kali ini Yasmine tahu lebih
banyak tentang Dany. Nomor HP, sekolah, hobi, alamat dan masih banyak lagi udah
tahu semua nih, Des, katanya dalam hati girang. Dan seperti biasa juga, Desi
menyambut hot gossip itu dengan
antusias. Tapi menurutnya itu semua masih tetap kurang.
” Kamu kok nggak nanya dia udah punya pacar atau belum sih? Oh iya,
sekalian mintain fotonya ya? Biar aku bisa tahu kayak apa sih tuh anak
sampai-sampai si Rico yang udah jelas-jelas naksir kamu dari dulu nggak kamu
lirik sama sekali.” kata Desi panjaang dan nggak penting.
” Emang aku cewek apaan, Des? Baru kenal aja udah nanya pacar segala? Minta
fotonya lagi, no way!” tolak Yasmine
serta merta.
Belum sempat Desi menjawab, Rico
tiba-tiba menghampiri Yasmine. Yasmine langsung panik ngelihat Rico. Oh tidak! Rico
kok kesini sih? Mana aku lagi nggak siap ketemu dia lagi. Aduuh, muka aku udah
kayak gimana nih? Ancur nggak? Kusem ya? Oh tidak! Got help me, katakata Yasmine dalam hati. Maklumlah, sebenernya
Yasmine udah lama naksir Rico. Tapi Rico nya nggak nembak-nembak di. So, dia harus nunggu sampai Rico nembak
dia, dan itu lama banget! Dan itulah wanita, harus selalu menunggu dan
menunggu. Huuuh!
Lama sudah Yasmine panik, dan baru
tersadar saat Rico sudah benar-benar ada di depan muka Yasmine.
” Hallooww?” kata Rico membuyarkan kepanikan Yasmine.
” Hei. Udah lama?” kata Yasmine akhirnya.
” Nggak kok. Buat kamu lama nggak masalah.”
” He..he..”
” Ntar malem makan yuk?” ajak Rico .
” Emmh.. boleh. Di mana?”
” Ntar kamu juga tahu kok”
* * *
Dari pulang sekolah sampai setengah jam
sebelum dijemput Rico. Yasmine terus berkutat di depan kaca. Rambut, make-up,
baju, sepatu, aksesoris, tas. Semuanya sudah disiapkan. Tentu saja dengan
berbagai pertimbangan.
Terdengar klakson
mobil dari luar. Yasmine langsung bergagas keluar kamar dan tak lupa dia minta
doa kepada kakak tercintanya. Dan tidak sia-sia Yasmine berdiri di depan kaca
berjam-jam karena Rico sangat kaget melihat Yasmine dengan penampilan barunya.
Gilaaa perfect !! batin Rico sambil
tetap memandangi Yasmine. Yasmine memang tampak benar-benar anggun dengan
balutan dress warna pink tanpa
lengan. Rambutnya yang sengaja diurai menambah manis dirinya.
Di perjalanan menuju restoran, Yasmine dan
Rico bersenda gurau. Sesekali Rico memegang tangan Yasmine dan membelai rambut
lembut Yasmine. Otomatis Yasmine seneng banget.
” Jarang-jarang
bisa kayak gini.” katanya dalam hati.
Ternyata tempat yang kata Rico surprise itu benar-benar keren. Dekornya
bagus, suasananya juga romantis. Cocok buat dua sejoli yang lagi dimabuk
asmara.
* * *
” Gimana acara makannya?” tanya Desi.
” Gagal total !” kata Yasmine sebel.
” Hah? Gagal? Kenapa? Pasti kamu keasikan makan ya? Atau kamu copot sepatu high heels kamu karena nggak betah? Aduh
Yasmine, tolol amat sih kamu? Masa cuman makan gagal sih?” kata Desi heran sama
sahabatnya ini.
” Dengerin dulu dong Des, jangan langsung nyerocos nggak jelas gitu. Waktu
aku lagi makan, tiba-tiba perutku sakit. Terus aku langsung lari ke toilet
tanpa bilang ke Rico. Pas mau balik, aku ketemu Dany di depan toilet. Akhirnya,
aku ngobrol sama Dany sampai nggak sadar waktu...”
” Gila kamu, Yas. Bener-bener gila.
Masa kamu nggak inget kalau kamu di restoran itu sama si Dany. Ampuunnn...”
sela Desi.
” Terserah kamu !! masih mau debger nggak nih ceritanya?” sahut Yasmine
dongkol.
” Iya deh. Terus?”
” Terus waktu aku sadar kalau Rico aku tinggal sendiri si meja, aku
langsung balik ke mejaku tadi. Aku kaget banget waktu ngelihat mejaku tadi
kosong!!! Rico udah nggak ada!!”
” Dia ngamuk tuh, Yas.”
” Iya. Tapi waktu tadi di sekolah dia bilangnya ’buat kamu lama nggak
masalah’ tapi nyatanya dia ngamuk gitu. Dasar cowok!!”
” Iya juga sih. Sekarang belangnya si Rico udah kelihatan ya?”
” Iya.”
* * *
Dan pagi itu, lagi-lagi, Yasmine
satu bus sama Dany. Tentu saja masih tetap dengan suasana dan bus yang sama.
Lama-lama Yasmine heran, kok bisa sih dia tiap hari satu bus dengan Dany yang
penumpangnya hanya dia berdua?
” Kemarin cowok yang katamu namanya Rico itu pacarmu ya?”
” Bukan kok. Dia cuman temenku.”
” Oh. Tapi kamu kok sampai makan malem berdua sih?”
” Apa salahnya kalau makan berdua sama temen?”
” Ya nggak sih. Tapi kesannya kalian itu kayak sepasang kekasih.”
” Emangnya kenapa sih?”
” Ya nggak apa-apa. Cuman agak cemburu.”
” Cemburu?”
” Iya. Tapi bagus deh kalau ternyata cowok itu bukan pacarmu.”
” Kok bagus sih?”
” Iya bagus dong. Berarti masih ada kesempatan buat aku jadi cowokmu.”
” Bisa aja kamu.”
* * *
Sudah dua bulan dari perkenalan
Yasmine dengan Dany di bus, tapi kenapa tiap hari dia masih terus satu bus sama
Dany? Aneh kan?
” Berarti dia itu bener-bener suka sama kamu, Yas. Buktinya dia sampe pake
nyewa bus segala biar tiap hari bisa ngelihat kamu. Keren banget sih tuh
cowok!! Jadi iri deh aku. Oh iya, mana fotonya si Dany? Masa sampai sekarang
aku belum lihat mukanya sih?” gitu kata Desi saat Yasmine menceritakan keanehan
itu.
” Lupa.” kata Yasmine ngasal.
” Lupa? Sejak kapan kamu jadi pelupa gini? Emangnya kamu udah tua? Oh got,
tolonglah temanku yang satu ini agar dia tidak dilanda penyakit palu, oh salah
lupa. Amiin.”
Yasmine makin dongkol ngedengerin
omongan Desi barusan. Cuman ada satu kata yang sangat cocok buat Yasmine :
SABAR!!
Untung Bu Dewa sudah datang, jadi
nggak usah berlama-lam dengerin celotehan Desi.
* * *
” Halo?”
” Halo. Ini bener nomornya Dany?” tanya Yasmine hati-hati, takut salah.
Walaupun udah lama kenal tapi baru kali ini Yasmine telepone Dany.
” Iya. Ini kamu, Yas?”
” Iya”
” kenapa?”
” Aku mau nanya ke kamu nih, Dan. Tapi pertanyaanku ini mungkin agak ngacok.”
” Apaan sih, Yas?”
” Tapi kamu janji ya nggak bakal marah?”
” Iya-iya, Yas.
Tenang aja.” jawab Dany santai.
“ Kamu bener ada kan? Kamu bukan hantu atau semacamnya kan?”
” Ya ampun, Yas. Cuman gitu?”
” Kamu bener-bener ada kan?”
” Aku hanya ada di hati kamu, Yas.” kata Dany lembut.
” Di hati aku?”
” Iya dihatimu. Selamanya !”
” Selamanya?” tanya Yasmine dengan polosnya.
” Iya, Yas. Selamanya. Karena aku suka kamu, Yas.”
” Suka?”
” Iya, suka. Cinta. Sayang.”
” Aku juga.” kata Yasmine sangat pelan.
” Apaan Yas? Nggak denger”
” Aku juga.” kata Yasmine masih dengan suara pelan.
” Apaan?”
” AKU JUGA !!” teriak Yasmine.
” Hah? Kamu juga? Juga suka aku maksudnya?”
” He-eh.” jawab
Yasmine malu.
“ Yes ! Yes !”
“ Kok yes sih?”
“ Iya dong. Aku seneng, seneng banget.”
* * *
” HAAH? KAMU
JADIAN? GIL..” belum selesai bicara, tangan Yasmine sudah membekap mulut Desi.
Desi langsung meronta-ronta. Dia ngomong tapi suaranya nggak jelas.
” Ssst. Jangan
keras-keras, Des.” kata Yasmine lalu dia melepaskan tangannya dari mulut Desi.
” Gilaa kamu.”
katanya sambil menjitak kepala Yasmine. Nggak terima, yasmine langsung membalas
jitakan Desi. Sambil memegangi kepalanya, desi membalas Yasmine. Akhirnya
mereka perang jitak-jitakan.
” Stop! Stop !”
kata Farah, teman sekelas mereka berdua. ” Ngapain sih main pukul-pukulan
segala? Kayak anak kecil tau !” katanya lagi dongkol.
” Dia nih !” kata
Yasmine dan Desi bebarengan sambil menunjuk satu sama lain.
” Kamu !” kata
Yasmine nggak terima.
” Kamu !” kata
Desi juga nggak terima.
” Kamu !” kata
Yasmine nggak mau kalah.
” Kam..”
” STOP !” teriak
Farah. ” Ni kuping lama-lama bisa rusak kalau tiap hari dengerin kalian bertengkar
terus !” kata Farah sangat dongkol.
” Sori-sori. Aku
diam nih” kata Yasmine. Kelas mendadak jadi sunyi senyap. Sebenarnya nggak enak
sih kalau kelas sepi gini, tapi mau gimana lagi kuping udah merah begini.
* * *
” Jalan yuk?” ajak Dany.
” Kapan?”
” Besok kan sabtu malam minggu. Gimana kalau besok aja?”
” Oke.” kata Yasmine semangat.
” Aku jemput ya?”
” Nggak usah. Aku ke rumah kamu aja, habis itu kita berangkat bareng.
Gim..”
” Jangan ! Jangan !” sela Dany.
” Lho, kenapa, Dan?” tanya Yasmine heran.
” Pokoknya jangan, deh. Kalau gitu kita langsung ketemu di tweenty one gimana?”
” Oke deh.”
” Aku tunggu jam 5 ya? Bye darling
!” kata Dany lembut.
” Oke. Bye honey ! ” kata Yasmine.
Setelah selesai telpon, Yasmine nggak biasanya, melihat
ramalan bintang.
GEMINI
Asmara : wajar kok, deg-degan pas first
date. Oh iya, bakalan dapet kejutan besar nih pas first date. Ciyee..
To do list : jangan
lupa beli baju yang cocok buat first date.
“ Yihaa ! Kejutan ! Kejutan ! Asyiikk !” Yasmine
teriak-teriak nggak karuan. Langsung dia tutup mulutnya saat dia dengar pintu
kamarnya diketuk.
” Masuk aja. Nggak dikunci kok”
”
Kejutan paan?” tanya kakanya to do point.
“
Yee, rahasia dong.” kata Yasmine.
“
Oh gitu ya sekarang? Main rahasia-rahasiaan?”
“ Buat yang kali ini aja deh aku nggak cerita ke kakak.”
“ Iya udah terserah.”
“ Kak, aku pinjem baju dong?”
” Buat apa?”
” Pokonya aku pinjem ya? Oleh ya? Wah, makasih ya, kak”.
Yasmine bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya. Tanpa menunggu jawaban
dari sang kakak dia langsung ngeloyor ke kamar kakaknya dan langsung
mengacak-ngacak lemari pakaian kakanya. Sementara kakaknya masih bengong di
tempat tidur Yasmine. Begitu dia sadar, langsung dia berlari ke kamarnya. Telat
! Kamarnya udah berubah jadi kapal pecah.
” YAMINE !?” teriak kakaknya dongkol yasmine cuman
cengar-cengir lalu melanjutkan lagi kegiatan ngobrak-ngabrik lemari kakaknya
itu.
* * *
Jam sudah menunjukkan pukul 16.15
saat Yasmine sudah sakan pergi ke tweenty
one. Dia sengaja berangkat lebih awal dari jam perjanjian. Sekarang dia
lagi nunggu taksi pesanannya. Kan nggak lucu kalau pake baju mahal harus
desak-desakan naik bus. Ntar malah bau kringet lagi? No way !
Tak lama kemudian taksi yang
ditunggu-tunggu Yasmine datang. Sambil setengah dongkol Yasmine membuka dan
menutup pinti taksi dengan bantingan.
” Pelanan dikit mbak !” kata sang
supir taksi yang ternyata masih muda.
” Kelamaan sih ! Garing nih
nunggunya !” kata Yasmine masih dengan setengah dongkolnya tadi.
” Namanya juga Jakarta mbak.” kata
sopir itu yang ikut dongkol juga.
Yasmine langsung memberi tahu
tujuannya kepada sopir taksi itu. setengah jam kemudian, Yasmine tiba di tweenty one. Setelah membayar ongkos taksi, dia langsung
lari ke penjual es krim, maklum tadi lupa minum. Jadi haus deh sekarang.
* * *
” Mbaknya foto sama siapa sih?” kata
mbak-mbak yang lagi motongin foto box. Setelah nonton, Yasmine sengajak ngajak
Dany foto box, buat si Desi, tapi Dany langsung nolak. Dengan semangat 2009,
Yasmine ngotot dan langsung narik-narik Dany ke tempat foto box itu. Alhasil,
Dany nggak bisa nolak lagi.
” Mbak gimana sih? Ya sama pacar
saya lah.” kata Yasmine nggak terima sekaligus dongkol.
” Mana pacarnya?”
” Ini di sebelah saya. Gimana sih?
Masa nggak kelihatan?” kata Yasmine sambil menunjuk sebelah kirinya. Mbak itu
langsung mengarahkan pandangannya, yang tadinya ke Yasmine, menjadi ke sebelah
kiri Yasmine. Nihil ! Di sebelah Yasmine nggak ada siapa-siapa.
” Mana?”
” Ini.”
” ini mana?”
” Di sebelah saya ini lho.”
” Nggak ada.”
” Pada eror semuanya ya?”
Debat itu masih terus berlanjut.
Mbak itu bergegas memotongi foto-foto itu karena dia pikir orang yang ada di
depannya sekarang adalah orang gila ! Selesai memotongi, mbak itu langsung
menyerahkan foto-foto itu ke Yasmine.
” HAAHH !? KAMU KOK NGGAK ADA DI
FOTO INI, DAN!?” kata Yasmine berteriak.
Dia benar-benar kaget. Foto-foto yang ada ditangannya hanyalah sosok dirinya.
Sedangakan Dany, NGGAK ADA !
Nggak ada jawaban !
” Dan? Nggak ! Nggak mungkin !”
katanya sambil menggoncang-nggoncangkan kursi di sebelah kirinya.
” Saya juga udah bilang mbak. Kalau
di foto itu nggak ada siapa-siapa. Yang ada cuman mbak. Disebelah mbak itu
nggak ada apa-apa mbak ! Sadar dong mbak ! Sadar ! Makanya melek jangan merem
!” kata mbak itu dongkol.
* * *
Semua bukti yang menunjukkan Dany
ada mendadak lenyap ! Alamat rumahnya ternyata nggak pernah ada di Jakarta
Timur.
” Aku udah nyari ke semua tempat di
jakarta tapi alamat itu nggak ada.” katanya pada dirinya sendiri. Waktu itu
Dany pernah bilang kalau rumahnya di Jakarta Timur.
” Nomor HP nya !” kata Yasmine. Dia
langsung mangambil HP nya lalu menghubungi nomor Dany.
” Halo, Dan? Kamu kamana aja sih?”
” Nomor yang Anda tuju tidak
terdaftar” kata operator.
” Nggak ! Nggak mungkin !”
Apa ini yang maksudnya ramalan
bintang itu kejutan? Ini namanya bukan kejutan tapi penampakan. Jadi yang
selama ini Yasmine lihat dan Yasmine kenal Dany itu... haya bay..ya..ngan???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar